Pages

Banner 468 x 60px

 

Selasa, 06 Februari 2018

cagar alam

0 komentar

Taman Wisata Alam Dan Cagar Alam Pangandaran

Taman Wisata Alam dan Cagar Alam Pangandaran

Taman Wisata Alam dan Cagar Alam Pangandaran, kawasan ini terletak antara 108 derajat 40 BT dan 7 derajat 43 LS dengan koordinat 7°42,366'S 108°39,332'E. Keindahan Cagar Alam Pangandaran dapat Anda nikmati di Taman Wisata Alam Pangandaran. Taman wisata ini berdiri di lahan seluas 530 hektar dan topografinya sebagian besar landai berkisar 2 sampai 3 meter di atas pemukaan laut. Di beberapa tempat terdapat tonjolan bukit kapur yang terjal dengan puncak tertinggi sekitar 20 meter di atas permukaan laut. Ketika berbicara mengenai potensi wisata Pangandaran terbenak akan keindahan pantainya. Tapi ada sisi keindahan Pantai Pangandaran, daerah ini juga memiliki cagar alam yang siap memikat Anda.

Liburan ke Pangandaran pasti yang terpikir adalah keindahan Wisata Bahari yang pantainya mempesona dan sudah terkenal hingga manca negara. Pangandaran sendiri sudah menjadi kabupaten sendiri yang pada Tahun 2012 telah dimekarkan dengan Kabupaten Ciamis.

Pada tahun 1922 taman wisata ini merupakan tanah pertanian yang dibeli oleh seorang Belanda yang kemudian diresmikan menjadi wildreservaat. Karena banyaknya jumlah flora dan fauna di dalamnya, pada Tahun 1961 daerah ini dijadikan ditetapkan sebagai Cagar Alam. Karena adanya potensi yang bisa dijadikan sebagai pendukung pariwisata alam di Pangandaran, maka tahun 1978 cagar alam tersebut dijadikan sebagai Taman Wisata yang berada di bawah pengelolaan Perum Perhutani.

Rusa di Taman Wisata Alam Pangandaran

Fauna yang bisa ditemukan di taman wisata diantaranya adalah monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), lutung (Presbytis cristata), kalong (Pteropus javanicus), banteng (Bos sandaicus) rusa, kancil, landak , biawak dan beberapa jenis ular termasuk ular pucuk. Sedangkan jenis burung antara lain cangehgar, tlungtumpuk, cipeuw , dan jogjog.

Hutan sekunder yang terdapat di Taman Wisata Alam dihuni oleh flora yang lebih didominasi oleh laban (Vitex pubescens) , kisegel (Dillenia exelsa) merong (Cratox formoreum) , pohon kondang, pohon barringtonia, dan masih banyak lagi lainnya. 

Taman Wisata Alam Pangandaran juga memiliki Gua, gua yang dibangun dan dipahat oleh alam (gua karst) seperti Batu Kalde yang merupakan salah satu peninggalan dari zaman Hindu. Beberapa gua seperti Gua Panggung, Gua Parat, Gua Lanang, Gua Sumur Mudal, dan gua-gua peninggalan Jepang.

Yang Bisa Anda Lakukan Di Taman Wisata Pangandaran

Anda dapat bereksplorasi di wilayah Taman Wisata alam dengan berjalan kaki. Sangat banyak di daerah Taman Wisata Alam dan Cagar Alam ini yang dapat di kunjungi. Batu Layar, Cirengganis, Pantai Pasir Putih ada di kawasan cagar alam laut. Lalu, air terjun yang berada di kawasan cagar alam bagian selatan, dapat ditempuh dengan jalan kaki selama 2 jam melalui jalan setapak. Padang pengembalaan Cikamal yang merupakan areal padang rumput dan semak seluas 20 hektar sebagai habitat banteng dan rusa.

di Gua Lanang

Terdapat juga kekayaan sumber daya hayati di Taman Wisata Alam berupa flora, fauna dan keindahan alam. Dengan berbagai ragam flora, kawasan ini juga cocok untuk hidup satwa-satwa liar seperti Dengan berbagai ragam flora, kawasan Taman Wisata dan Cagar Alam Pangandaran merupakan habitat yang cocok bagi kehidupan satwa-satwa liar, antara lain Tando, Monyet Ekor Panjang, Lutung , Kalong , Banteng, Rusa, dan Landak. Jenis burung antara lain burung Merak Hijau, Cangehgar, Tlungtumpuk, Cipeuw , dan Jogjog. Jenis reptilia adalah Biawak , tokek, dan beberapa jenis ular, antara lain Ular Pucuk. 

Berikut sebagian nama hewan dengan nama latinnya: Ayam hutan (Gallus gallus), , Kijang (Muntiacus muntjak), Tando (Cynocephalus variegatus), Kalong (Pteroptus vampyrus), Kera abu-abu (Macaca fascicularis), Lutung (Trcyphithecus auratus), Kangkareng (Anthracoceros convexus), Rangkong (Buceros rhinoceros), dan Banteng (Bos sondaicus).

Sekitar 80% pohon yang tumbuh di sana merupakan vegetasi hutan sekunder tua dan sisanya adalah hutan primer. Pohon-pohon yang tumbuh antara lain, Kisegel (Dilenia excelsea), Laban (Vitex pubescens) dan Marong (Cratoxylon formosum).

Selain itu banyak jenis-jenis pohon seperti Waru laut (Hibiscus tiliaceus), Reungas (Buchanania arborencens), Kondang (Ficus variegata), Teureup (Artocarpus elsatica), Butun (Baringtonia aistica), Ketapang (Terminalia cattapa), dan Nyamplung (Callophylum inophylum).

Pada dataran rendahnya terdapat hutan tanaman yang merupakan tanaman exotica yang terdiri dari Mahoni (Swietenia mahagoni), Tanaman Jati (Tectona grandis), dan Komis (Acacia auriculirformis).

Selain flora, fauna dan cagar alam laut terdapat juga batu prasasti, Batu Kalde –Salah satu batu peninggalan sejarah zaman Hindu. Gua alam dan gua buatan seperti Gua Panggung, Gua Parat, Gua Lanang, Gua Sumur Mudal, dan gua-gua peninggalan Jepang.

Gua-Gua Yang Menarik Yang Harus Anda Kunjungi

1. Gua Lanang, Gua Lanang berada dalam kawasan cagar alam pananjung Pangandaran. Dengan koordinat 7°42,442'S 108°39,508'E, dahulu diyakini merupakan Kerajaan Pananjung yang dipimpin seorang raja bernama Prabu Anggalarang. Gua ini merupakan yang paling panjang dibanding dengan Gua Parat dan Gua Panggung. Menurut legenda ada seorang pria yang gagah dan sakti sehingga dijuluki Sang Lanang dan karena ia menjadikan gua ini sebagai tempat tinggal maka gua tersebut dinamakan Gua Lanang.

2. Gua Panggung, pada legenda dahulu, di dalam gua ini hidup seorang Kyai yang bernama Kyai Pancing Benar yang merupakan anak angkat dari Nyai Loro Kidul. Kyai Pancing Benar dikenal juga dengan nama Embah Jaga Laut tidak berasal dari Pangandaran. Beliau merupakan orang Mesir yang datang ke Pangandaran untuk menyebarkan agama Islam.

Di dalam gua ini terdapat sebuah tempat yang berbentuk seperti panggung. Tempat berbentuk panggung tersebut merupakan tempat ibadah para wali atau orang-orang yang hendak naik haji. Gua ini juga dipenuhi batuan stalagtit dan stalagmit. Keindahan Laut Selatan dapat dilihat langsung dari Gua Panggung karena letaknya berada di tepi pantai selatan.

3. Gua Parat, menurut cerita, gua ini merupakan tempat bersemedi beberapa kaum bangsawan dari Mesir, yaitu Pangeran Maja Agung, Pangeran Kanoman (Syekh Muhammad), Pangeran Kesepuluh (Syekh Ahmad), dan Pangeran Raja Sumenda.

4. Batu Kalde atau Sapi Gumarang merupakan situs prasasti batu yang diyakini merupakan reruntuhan sebuah Candi Hindu kuno. Di candi ini terdapat sebuah arca berbentuk anak sapi. Arca tersebut diyakini merupakan penjelmaan Raden Arya Sapi Gumarang yang kala itu menjabat sebagai menteri pertanian Kerajaan Pananjung.

Semasa hidupnya beliau berhasil menjalankan tugas dengan baik memenuhi kebutuhan rakyat sehingga ketika ia meninggal maka untuk mengenang jasanya, rakyat Pananjung membuat arca berbentuk sapi atau dalam bahasa Sunda dikenal dengan Kalde. Karena nilai sejarahnya, situs Batu Kalde dianggap sebagai tempat sakral, kramat dan suci. Tidak jauh dari Batu Kalde terdapat 5 makam kuno yang diyakini sebagai makan bangsawan Kerajaan Pananjung.

5. Gua Jepang juga berlokasi di kawasan cagar alam pananjung Pangandaran dengan koordinat 7°42,336'S 108°39,379'E, terbuat dari tembok beton yang sengaja di timbun tanah sebagai benteng pertahanan tentara Dai Nippon (Jepang), dengan lubang-lubang pengintai menghadap ke arah laut, hal itu di maksudkan untuk mengawasi pendaratan dari pihak sekutu Belanda. 

Gua Jepang di buat pada Tahun 1941-1945, pembangunan Gua Jepang ini di lakukan oleh para pekerja paksa (Romusa) selama ± 1 tahun, dan sampai sekarang gua jepang di kawasan Cagar Alam Pangandaran belum pernah di renovasi, jadi masih nampak keasliannya. Setiap tanggal 17 agustus di adakan upacara khusus yang dilakukan oleh warga Jepang yang tinggal di sekitar Pangandaran, upacara tersebut biasanya berupa ritual-ritual khusus sebagai bentuk penghormatan kepada para leluhur orang jepang. 

Untuk ke Taman Wisata Alam Pangandaran, kita bisa juga naik perahu wisata terlebih dahulu dan masuk ke wilayah Taman Wisata Cagar Alam.

Tips Wisata Di Taman Wisata Alam

  • Selama berada di dalam Taman Wisata dan Cagar Alam banyak guide lokal, Anda juga bisa meminta bantuan guide atau penduduk setempat untuk membantu Anda menjelajah Taman Wisata dan Cagar Alam.
  • Tidak ada warung di dalam kawasan Taman Wisata dan Cagar Alam, sebaiknya Anda untuk membawa bekal makanan ringan dan minuman selama kunjungan di Taman Wisata dan Cagar Alam dan jangan sampai membuang sampah sembarangan.
  • Membawa senter atau flash light untuk memasuki gua yang akan di kunjungi karena gelap selama berada di dalam gua.
  • Membawa lotion pelindung kulit untuk menghindari sengatan sinar matahari.

Read more...

keagamaan

0 komentar
KEAGAMAAN
Patung-patung yang menghiasi Klenteng Kwan Sing Bio, Tuban (Amy Trisna Rahmawati/ ACI)
Jakarta - Keanekaragaman destinasi wisata di Indonesia tak sebatas alam, budaya, sejarah, atau kuliner saja. Ada wisata religi yang juga diminati pelancong dari seluruh dunia, seperti terlihat di 6 destinasi ini.

Tak jarang sebuah tempat ibadah menjadi destinasi wisata. Merasakan atmosfer religius, melihat para umat beribadah, serta mengikuti berbagai hari raya keagamaan. Dihimpun detikTravel, Jumat (28/9/2012), inilah 6 destinasi wisata religi favorit di Indonesia. Tapi ingat, harus berpakaian sopan dan menghormati umat beragama di sana ya!

1. Masjid Istiqlal, Jakarta

Siapa yang tak kenal Masjid Istiqlal? Masjid yang berlokasi di Jakarta Pusat ini adalah yang terbesar di Asia Tenggara. Kemegahannya menggaet wisatawan dari seluruh dunia.

Tak hanya indah, masjid ini juga bersejarah. Istiqlal diprakarsai oleh Presiden RI waktu itu, Ir Soekarno. Pembangunannya dimulai pada 1951 dan rampung pada 1978. Arsiteknya adalah Frederich Silaban, seorang Kristiani kelahiran Sumatera Utara.

Di masjid ini, wisatawan bisa mengagumi kemegahan arsitektur modern dengan oramen geometris. Struktur baja yang dominan memberikan kesan tegas dan megah. Di dalamnya, para turis bisa merasakan atmosfer Islami lewat kegiatan-kegiatan ibadah. Saat bulan Ramadan, Masjid Istiqlal wajib didatangi saat sahur maupun buka puasa!

2. Gua Maria Lourdes, Kediri

Gua Maria Lourdes di Puh Sarang, Kediri, adalah tempat beribadat umat Kristen Katholik. Di depan gua ini terdapat patung Bunda Maria berukuran besar. Dari situs East Java yang dikunjungi detikTravel, kawasan Gua Maria Lourdes ini punya luas 13 hektar.

Selain gua, terdapat juga 12 pancuran air yang melambangkan 12 rasul Yesus. Pancuran air ini menjadi salah satu daya tarik wisatawan, karena airnya bisa langsung diminum. Konon, air ini berkhasiat untuk kesehatan dan keberuntungan. Beberapa ritual yang dilakukan di sini antara lain Misa Novena atau doa sembilan kali, juga tirakatan malam Jumat legi.

3. Pura Tanah Lot, Bali

Salah satu destinasi paling terkenal di Bali, adalah tempat beribadah bagi umat Hindu. Pura Tanah Lot yang berlokasi di Kabupaten Tabanan, Bali, tak hanya bernuansa religi tapi juga punya panorama super cantik.

Ada 2 pura yang bertengger di atas batu besar, menjadi tempat pemujaan bagi dewa-dewa penjaga lautan. Pada hari biasa saja, Pura Tanah Lot selalu dibanjiri wisatawan. Kalau mau melihat ritual ibadah umat Hindu, datanglah saat hari raya Galungan dan Kuningan.

4. Maha Vihara Maitreya, Medan

Banyak traveler bilang, vihara ini adalah yang terbesar di Indonesia. Maha Vihara Maitreya yang berlokasi di kompleks perumahan Cemara Asri, Kota Medan, ini membutuhkan waktu 10 tahun pembuatan dari awal sampai akhir. Namun, lamanya pembangunan itu membuahkan hasil. Maha Vihara Maitreya punya arsitektur yang sangat cantik, namun tetap sederhana dan lapang.

Maha vihara ini (yang berarti vihara besar) punya luas sekitar 11 ribu m2. Suasana khusyu sangat terasa di sini. Walaupun Kota Medan cenderung panas, wisatawan akan merasa sejuk saat masuk ke dalam vihara. Sesekali terlihat para biksu hilir mudik dan beribadah dalam keheningan. Syahdu dan tentram.

Di bagian depan vihara, terdapat patung-patung naga yang menghadap tanah lapang. Di sisi kirinya terdapat kolam berisi ikan koi besar-besar. Wisatawan selalu menyambangi vihara ini saat hari raya umat Buddha, yakni Waisyak.

5. Gereja Blenduk, Semarang

Sebenarnya, Gereja Protestan ini bernama asli Koepelkerk. Tak tanggung-tanggung, Koepelkerk dibangun ratusan tahun lalu tepatnya pada 1753. Adalah bangsa Portugis yang mendirikan gereja ini, ketika sedang berdiam di Semarang, tepatnya di kawasan Kota Lama. 20 Tahun kemudian, dua buah menara ditambahkan. Hasilnya adalah sebuah karya arsitektur yang indah dengan komposisi indah.

Keindahan dan kekayaan sejarah inilah yang menggaet banyak wisatawan ke Koepelkerk. Warga semarang lebih suka menyebutnya Gereja Blenduk (yang berarti 'kubah cembung' dalam bahasa Jawa, sesuai bentuk atap gerejanya). Hingga saat ini, Gereja Blenduk masih digunakan sebagai tempat ibadah jemaat Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat (GPIB) Immanuel.

Di dalam bangunan oktagon (segi delapan) ini juga terdapat sebuah Alkitab berbahasa Belanda, terbitan tahun 1748 dan masih terawat sampai sekarang. Hebat!

6. Klenteng Kwan Sing Bio, Tuban

Klenteng yang berlokasi di Jl RE Martadinata, Kabupaten Tuban, ini tak pernah sepi pengunjung. Betapa tidak, klenteng yang jadi tempat beribadah umat Kong Hu Cu ini adalah yang terbesar di Indonesia. Bahkan disebut-sebut sebagai yang terbesar di Asia Tenggara, dengan luas sekitar 3 hektar!

Dibangun pada 1928, Klenteng Kwan Sing Bio terletak persis di Jalur Pantura, persis dekat pantai. Klenteng ini punya beberapa keunikan. Salah satunya, simbol kepiting di pintu masuk klenteng. Biasanya klenteng menggunakan patung naga sebagai ornamen di pintu masuk.

Etnis Tionghoa yang menyambangi klenteng ini tak hanya dari Indonesia, tapi juga negara-negara di Asia Tenggara seperti Singapura. Mereka datang untuk berdoa dan menikmati suasana klenteng. Tempat ini juga menjadi favorit wisatawan, bahkan bagi mereka yang ingin bermalam. Ya, klenteng ini menyediakan tempat bermalam gratis yang bisa menampung ribuan pengunjung!
Read more...

Senin, 05 Februari 2018

pedesaan

0 komentar
Agriculture and tourism in Balinese Economy: Analysis of the role and intersectoral linka ges
The main objectives of this study are (1) to analyze the role of agriculture and tourism sectors as measured by multiplier effects of the sectors on the economy, (2) to analyze the intersectoral linka ges in the economy especially between the two sectors , and (3) to analyze the impacts of the increase of the final demand on the Economy’s output, employment, and income distribution, using Social Accounting Matrix approach, this study mainly shows that (1) in terms of output, tourism sector contributes greater portion to the Economy than what agriculture sector does, (2) in terms of income distribution, tourism sector generates more equal income distribution than what agriculture sector does, and (3) in terms of employment, however, agriculture sector absorbs labors greater than what tourism sector does. These findings are also confirmed by the results of the simulation analysis of the increase in the final de mand o f the Economy.
 
Perkembangan ekonomi Provinsi Bali yang didominasi oleh sektor pariwisata, tidak terlepas dari statusnya seba gai tujuan wisata dunia ba hwa Bali merupakan destinasi utama, yang memiliki keindahan alam yang termasyur di dunia serta diimbangi dengan agama dan budayanya. Berkembangnya ekonomi provinsi Bali didorong oleh sektor pariwisata, dan sektor pertanian yang mendorong sektor pariwisata itu sendiri, sehingga dapat menciptakan pembangunan antar kelompok masyarakat melalui output, lapangan kerja dan pendapatan. Pertumbuhan ekonomi Bali yang mengalami percepatan selama periode krisis keamanan yaitu bom Bali diawali oleh besarnya kontribusi sektor, meliputi sektor pertanian, sektor pariwisata dan sektor-sektor lainnya. Perubahan ekonomi tersebut membawa perubahan mendasar baik bagi kesempatan kerja dan pemerataan ekonomi lainnya. Adanya perubahan ekonomi tersebut akan memberikan dampak terhadap struktur perekonomian lainnya yang meliputi struktur permintaan akhir barang dan jasa, struktur ekspor dan impor, struktur ketenagakerjaan, baik manurut sektor dan lapangan usaha dan distribusi pendapatan.
 
Read more...

industri pariwisata

0 komentar

Industri pariwisata

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Industri Pariwisata dapat diartikan sebagai sehimpunan bidang usaha yang menghasilkan berbagai jasa dan barang yang dibutuhkan oleh mereka yang melakukan perjalanan wisata. Menurut S. Medlik, setiap produk, baik yang nyata maupun maya yang disajikan untuk memenuhi kebutuhan tertentu manusia, hendaknya dinilai sebagai produk industri. Jika sejemput kesatuan produk hadir di antara berbagai perusahaan dan organisasi sedemikian sehingga memberi ciri pada keseluruhan fungsi mereka serta menentukan tempatnya dalam kehidupan Inonn, hendaknya dinilai sebuah industri.[1]
Sebagaimana yang dikemukakan UNWTO (United Nations World Tourism Organiation) dalam the International Recommendations for Tourism Statistics 2008, Industri Pariwisata meliputi; Akomodasi untuk pengunjung, Kegiatan layanan makanan dan minuman, Angkutan penumpang, Agen Perjalanan Wisata dan Kegiatan reservasi lainnya, Kegiatan Budaya, Kegiatan olahraga dan hiburan. UNWTO merupakan Badan Kepariwistaan Dunia dibawah naungan PBB. Menurut Undang-Undang Pariwisata no 10 tahun 2009, Industri Pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata.[2]

Pengakuan atas Pariwisata sebagai “Industri” di Indonesia[sunting | sunting sumber]

Pada akhir dekade 1960-an, Pemerintah DKI Jakarta sudah menggunakan definisi Industri Pariwisata yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah No. 3, tahun 1969 (yang mungkin sekali saat ini sudah diubah), yaitu sebagai berikut; Industri Pariwisata, adalah usaha penyelenggaraan pelayanan untuk lalulintas kepariwisataan dengan maksud mencari keuntungan di bidang akomodasi/perhotelankebudayaanperestorananrekreasi dan hiburan, atraksi kebudayaanbiro perjalanan, usaha kepramuwisataan (guide business), usaha-usaha cenderamata (souvenir), usaha-usaha penerbitan kepariwisataan, penyelenggaraan tour dan perdagangan valuta (money changer).

Ruang Lingkup Industri Pariwisata[sunting | sunting sumber]

Ruang lingkup industi pariwisata menyangkut berbagai sektor ekonomi. Adapun aspek-aspek yang tercakup dalam industri pariwisata antara lain:
  • Restoran. Di dalam bidang restoran, perhatian antara lain dapat diarahkan pada kualitas pelayanan, baik dari jenis makanan maupun teknik pelayanannya. Disamping itu, dari segi kandungan gizi, kesehatan makanan dan lingkungan restoran serta penemuan makanan-makanan baru dan tradisional baik resep, bahan maupun penyajiannya yang bias dikembangkan secara nasionalregional bahkan internasional.
  • Penginapan. Penginapan atau home stay, yang terdiri dari hotelmotelresortkondominium, time sharing, wisma-wisma dan bed and breakfast, merupakan aspekaspek yang dapat diakses dalam pengembangan bidang kepariwisataan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan penginapan ini dapat berupa; strategi pemasaran, pelayanan saat penginapan, integrasi dan restoran atau biro perjalanan, dan sebagainya. Penelitian juga dapat diarahkan pada upaya memperkecil limbah dari industry pariwisata tersebut.
  • Palayanan perjalanan. Meliputi biro perjalanan, paket perjalanan (tour wholesalers), perusahaan incentive travel dan reception service.
  • Transportasi. Dapat berupa sarana dan prasarana angkutan wisata seperti mobil/bus, pesawat udara, kereta api, kapal pesiar, dan sepeda.
  • Pengembangan Daerah Tujuan Wisata. Dapat berupa penelitian pasar dan pangsa, kelayakan kawasan wisatawan, arsitektur bangunan, dan engineering, serta lembaga keuangan.
  • Fasilitas Rekreasi. Meliputi pengembangan dan pemanfaatan taman-taman Negara, tempat perkemahan (camping ground), ruang konser, teater, dan lain-lain.
  • Atraksi wisata. Meliputi taman-taman bertema, museum-museumhutan lindungagrowisatakeajaiban alam, kegiatan seni dan budaya, dan lain sebagainya.


Read more...
0 komentar
PENGERTIAN PARIWISATA
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan disebutkan bahwa pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah. Pariwisata adalah keseluruhan kegiatan pemerintah, dunia usaha dan masyarakat untuk mengatur, mengurus dan melayani kebutuhan wisatawan. (Karyono, 1997:15). Pariwisata merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh manusia baik secara perorangan maupun kelompok di dalam wilayah negara lain. Kegiatan tersebut menggunakan kemudahan, jasa dan faktor penunjang lainnya yang diadakan oleh pemerintah dan atau masyarakat, agar dapat mewujudkan keinginan wisatawan.
Menurut Ensiklopede Nasional Indonesia Jilid 12 bahwa pariwisata adalah kegiatan perjalanan seseorang atau seerombongan orang dari tempat tinggal asalnya ke suatu tempat di kota lain atau di negara lain dalam jangka waktu tertentu. Tujuan perjalanan dapat bersifat pelancongan, bisnis, keperluan ilmiah, bagian kegiatan agama, muhibah atau juga silahturahim. Pariwisata adalah suatu fenomena kebudayaan global yang dapat dipandang sebagai suatu sistem. Dalam model yang dikemukakan oleh Leiper, pariwisata terdiri atas tiga komponen yaitu wisatawan (tourist), elemen geografi (geographical elements) dan industri pariwisata (tourism industry).
Defenisi pariwisata menurut Yoeti (1996:108) adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ketempat lain, dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah ditempat yang dikunjungi tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan hidup guna bertamasya dan rekreasi atau memenuhi keinginan yang beranekaragam. Robert Mc.Intosh bersama Shashiakant Gupta mengungkapkan bahwa pariwisata adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan, bisnis, pemerintah tuan rumah serta masyarakat tuan rumah dalam proses menarik dan melayani wisatawan-wisatawan ini serta para pengunjung lainnya (Pendit, 1999:31).
The Ecotourism Society (1990) mendefinisikan pariwisata sebagai berikut: “Pariwisata adalah suatu bentuk perjalanan wisata ke area alami yang dilakukan dengan tujuan mengkonservasi lingkungan dan melestarikan kehidupan dan kesejahteraan penduduk setempat”.
Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Diawali dari kegiatan yang semula hanya dinikmati oleh segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal abad ke-20, kini telah menjadi bagian dari hak azasi manusia. Hal ini terjadi tidak hanya di negara maju tetapi mulai dirasakan pula di negara berkembang. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang dalam tahap pembangunannya, berusaha membangun industri pariwisata sebagai salah satu cara untuk mencapai neraca perdagangan luar negeri yang berimbang. Melalui industri ini diharapkan pemasukan devisa dapat bertambah (Pendit, 2002).
Sebagaimana diketahui bahwa sektor pariwisata di Indonesia masih menduduki peranan yang sangat penting dalam menunjang pembangunan nasional sekaligus merupakan salah satu faktor yang sangat strategis untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan devisa negara Pariwisata lebih populer dan banyak dipergunakan dibanding dengan terjemahan yang seharusnya dari istilah tourism, yaitu turisme, Terjemahan yang seharusnya dari tourism adalah wisata. Yayasan Alam Initra Indonesia (1995) membuat terjemahan tourism dengan turisme. Di dalam tulisan ini dipergunakan istilah pariwisata yang banyak digunakan oleh para rimbawan, mempergunakan istilah pariwisata untuk menggambarkan adanya bentuk wisata yang baru muncul pada dekade delapan puluhan.
Pengertian tentang pariwisata mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Namun, pada hakekatnya, pengertian pariwisata adalah suatu bentuk wisata yang bertanggungjawab terhadap kelestarian area yang masih alami (natural area)memberi manfaat secara ekonomi dan mempertahankan keutuhan budaya bagi masyarakat setempat. Atas dasar pengertian ini, bentuk pariwisata pada dasarnya merupakan bentuk gerakan konservasi yang dilakukan o!eh penduduk dunia. Eco-traveler ini pada hakekatnya konservasionis.
Semula pariwisata dilakukan oleh wisatawan pecinta alam yang menginginkan di daerah tujuan wisata tetap utuh dan lestari, di samping budaya dan kesejahteraan masyarakatnya tetap terjaga. Namun dalam perkembangannya ternyata bentuk pariwisata ini berkembang karena banyak digemari oleh wisatawan. Pada tahun 1995 The Tourism Society kemudian mendefinisikan pariwisata sebagai bentuk baru dari kegiatan perjalanan wisata bertanggungjawab di daerah yang masih alami atau daerah-daerah yang dikelola dengan kaidah alam dimana tujuannya selain untuk menikmati keindahannya juga melibatkan unsur pendidikan, pemahaman dan dukungan terhadap usaha-usaha konservasi alam dan peningkatan pendapatan masyarakat setempat sekitar daerah tujuan pariwisata.
Di beberapa wilayah berkembang suatu pemikiran baru yang berkait dengan pengertian pariwisata. Fenomena pendidikan diperlukan dalam bentuk wisata ini. Hal ini seperti yang didefinisikan oleh Australian Department of Tourism yang mendefinisikan pariwisata adalah wisata berbasis pada alam dengan mengikutkan aspek pendidikan dan interpretasi terhadap lingkungan alami dan budaya masyarakat dengan pengelolaan kelestarian ekologis. Definisi ini memberi penegasan bahwa aspek yang terkait tidak hanya bisnis seperti halnya bentuk pariwisata lainnya, tetapi lebih dekat dengan pariwisata minat khusus, alternatife tourism atau special interest tourism dengan obyek dan daya tarik wisata alam.
Berdasarkan definisi-definisi di atas, maka terdapat lima hal penting yang mendasari kegiatan pariwisata :
  1. Perjalanan wisata yang bertanggung jawab, artinya bahwa semua pelaku kegiatan pariwisata harus bertanggung jawab terhadap dampak yang ditimbulkan dari kegiatan pariwisata terhadap lingkungan alam dan budaya
  2. Kegiatan pariwisata dilakukan ke/di daerah-daerah yang masih alami (nature made) atau di/ke daerah-daerah yang dikelola berdasarkan kaidah alam.
  3. Tujuannya selain untuk menikmati pesona alam, juga untuk mendapatkan tambahan pengetahuan dan pemahaman mengenai berbagai fenomena alam dan budaya.
  4. Memberikan dukungan terhadap usaha-usaha konservasi alam.
  5. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Menurut Pendit (1994), ada beberapa jenis pariwisata yang sudah dikenal, antara lain:
  1. Wisata budaya, yaitu perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan cara mengadakan kunjungan ke tempat lain atau ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan dan adat istiadat mereka, cara hidup mereka, kebudayaan dan seni meraka.
  2. Wisata kesehatan, yaitu perjalanan seseorang wisatawan dengan tujuan untuk menukar keadaan dan lingkungan tempat sehari-hari di mana ia tinggal demi kepentingan beristirahat baginya dalam arti jasmani dan rohani.
  3. Wisata olahraga, yaitu wisatawan-wisatawan yang melakukan perjalanan dengan tujuan berolahraga atau memang sengaja bermakasud mengambil bagian aktif dalam pesta olahraga di suatu tempat atau Negara.
  4. Wisata komersial, yaitu termasuk perjalanan untuk mengunjungi pameranpameran dan pecan raya yang bersifat komersial, seperti pameran industri, pameran dagang dan sebagainya.
  5. Wisata industri, yaitu perjalanan yang dilakukan oleh rombongan pelajar atau mahasiswa, atau orang-orang awam ke suatu kompleks atau daerah perindustrian, dengan maksud dan tujuan untuk mengadakan peninjauan atau penelitian.
  6. Wisata Bahari, yaitu wisata yang banyak dikaitkan dengan danau, pantai atau laut.
  7. Wisata Cagar Alam, yaitu jenis wisata yang biasanya diselenggarakan oleh agen atau biro perjalanan yang mengkhususkan usaha-usaha dengan mengatur wisata ke tempat atau daerah cagar alam, taman lindung, hutan daerah pegunungan dan sebagainya yang kelestariannya dilindungi oleh undang-undang.
  8. Wisata bulan madu, yaitu suatu penyelenggaraan perjalanan bagi pasanganpasangan pengantin baru yang sedang berbulan madu dengan fasilitas-fasilitas khusus dan tersendiri demi kenikmatan perjalan.
Definisi wisatawan menurut Norval (Yoeti, 1995) adalah setiap orang yang datang dari suatu Negara yang alasannya bukan untuk menetap atau bekerja di situ secara teratur, dan yang di Negara dimana ia tinggal untuk sementara itu membalanjakan uang yang didapatkannya di lain tempat, sedangkan menurut Soekadijo (2000), wisatawan adalah pengunjung di Negara yang dikunjunginya setidak-tidaknya tinggal 24 jam dan yang datang berdasarkan motivasi:
  1. Mengisi waktu senggang atau untuk bersenang-senang, berlibur, untuk alasan kesehatan, studi, keluarga, dan sebagainya.
  2. Melakukan perjalanan untuk keperluan bisnis.
  3. Melakukan perjalanan untuk mengunjungi pertemuan-pertemuan atau sebagai utusan (ilmiah, administratif, diplomatik, keagamaan, olahraga dan sebagainya).
  4. Dalam rangka pelayaran pesiar, jika kalau tinggal kurang dari 24 jam.
Berdasarkan sifat perjalanan, lokasi di mana perjalanan dilakukan wisatawan dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Karyono, 1997).
  1. Foreign Tourist (Wisatawan asing)
Orang asing yang melakukan perjalanan wisata, yang datang memasuki suatu negara lain yang bukan merupakan Negara di mana ia biasanya tinggal. Wisatawan asing disebut juga wisatawan mancanegara atau disingkat wisman.
  1. Domestic Foreign Tourist
Orang asing yang berdiam atau bertempat tinggal di suatu negara karena tugas, dan melakukan perjalanan wisata di wilayah negara di mana ia tinggal. Misalnya, staf kedutaan Belanda yang mendapat cuti tahunan, tetapi ia tidak pulang ke Belanda, tetapi melakukan perjalanan wisata di Indonesia (tempat ia bertugas).
  1. Domestic Tourist (Wisatawan Nusantara)
Seorang warga negara suatu negara yang melakukan perjalanan wisata dalam batas wilayah negaranya sendiri tanpa melewati perbatasan negaranya. Misalnya warga negara Indonesia yang melakukan perjalanan ke Bali atau ke Danau Toba. Wisatawan ini disingkat wisnus.
  1. Indigenous Foreign Tourist
Warga negara suatu negara tertentu, yang karena tugasnya atau jabatannya berada di luar negeri, pulang ke negara asalnya dan melakukan perjalanan wisata di wilayah negaranya sendiri. Misalnya, warga negara Perancis yang bertugas sebagai konsultan di perusahaan asing di Indonesia, ketika liburan ia kembali ke Perancis dan melakukan perjalanan wisata di sana. Jenis wisatawan ini merupakan kebalikan dari Domestic Foreign Tourist.
  1. Transit Tourist
Wisatawan yang sedang melakukan perjalanan ke suatu Negara tertentu yang terpaksa singgah pada suatu pelabuhan/airport/stasiun bukan atas kemauannya sendiri.
  1. Business Tourist
Orang yang melakukan perjalanan untuk tujuan bisnis bukan wisata tetapi perjalanan wisata akan dilakukannya setelah tujuannya yang utama selesai. Jadi perjalanan wisata merupakan tujuan sekunder, setelah tujuan primer yaitu bisnis selesai dilakukan.
DAERAH TUJUAN WISATA
Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan, menjelaskan beberapa pengertian istilah kepariwisataan, antara lain.
  1. Wisata adalah suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh individu atau kelompok mengunjungi suatu tempat dan bertujuan untuk rekreasi, pengembangan pribadi, atau untuk mempelajari keunikan daya tarik suatu tempat wisata yang dikunjungi dalam waktu sementara.
  2. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai layanan fasilitas yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah.
  3. Daerah tujuan wisata dapat disebut juga dengan destinasi pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administrasi yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesbilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan.
Leiper (dalam Gde Pitana, 2005: 99) mengemukakan bahwa suatu daerah tujuan wisata (destinasi wisata) adalah sebuah susunan sistematis dari tiga elemen. Seorang dengan kebutuhan wisata adalah inti/pangkal (keistimewaan apa saja atau karekteristik suatu tempat yang akan mereka kunjungi) dan sedikitnya satu penanda (inti informasi). Seseorang melakukan perjalanan wisata dipengaruhi oleh faktor-faktor yang menjadi daya tarik yang membuat seseorang rela melakukan perjalanan yang jauh dan menghabiskan dana cukup besar. Suatu daerah harus memiliki potensi daya tarik yang besar agar para wisatawan mau menjadikan tempat tersebut sebagai destinasi wisata.
Menurut Jackson (dalam Gde Pitana, 2005: 101) suatu daerah yang berkembang menjadi sebuah destinasi wisata dipengaruhi oleh beberapa hal yang penting, seperti.
  1. Menarik untuk klien.
  2. Fasilitas-fasilitas dan atraksi.
  3. Lokasi geografis.
  4. Jalur transportasi.
  5. Stabilitas politik.
  6. Lingkungan yang sehat.
  7. Tidak ada larangan/batasan pemerintah.
Suatu destinasi harus memiliki berbagai fasilitas kebutuhan yang diperlukan oleh wisatawan agar kunjungan seorang wisatawan dapat terpenuhi dan merasa nyaman. Berbagai kebutuhan wisatawan tersebut antara lain, fasilitas transportasi, akomodasi, biro perjalanan, atraksi (kebudayaan, rekreasi, dan hiburan), pelayanan makanan, dan barang-barang cinderamata (Gde Pitana, 2005: 101). Tersedianya berbagai fasilitas kebutuhan yang diperlukan akan membuat wisatawan merasa nyaman, sehingga semakin banyak wisatawan yang berkunjung.
Salah satu yang menjadi suatu daya tarik terbesar pada suatu destinasi wisata adalah sebuah atraksi, baik itu berupa pertunjukan kesenian, rekreasi, atau penyajian suatu paket kebudayaan lokal yang khas dan dilestarikan. Atraksi dapat berupa keseluruhan aktifitas keseharian penduduk setempat beserta setting fisik lokasi desa yang memungkinkan berintegrasinya wisatawan sebagai partisipasi aktif seperti belajar tari, bahasa, membatik seperti yang ada di Desa Wisata Krebet, memainkan alat musik tradisional, membajak sawah, menanam padi, melihat kegiatan budaya masyarakat setempat, dan lain-lain (Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, 2011: 13).
Atraksi merupakan komponen yang sangat vital, oleh karena itu suatu tempat wisata tersebut harus memiliki keunikan yang bisa menarik wisatawan. Fasilitas-fasilitas pendukungnya juga harus lengkap agar kebutuhan wisatawan terpenuhi, serta keramahan masyarakat tempat wisata juga sangat berperan dalam menarik minat wisatawan. Faktor-faktor tersebut harus dikelola dengan baik, sehingga menjadikan tempat tersebut sebagai destinasi wisata dan wisatawan rela melakukan perjalanan ke tempat tersebut.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa destinasi wisata merupakan interaksi antar berbagai elemen. Ada komponen yang harus dikelola dengan baik oleh suatu destinasi wisata adalah wisatawan, wilayah, dan informasi mengenai wilayah. Atraksi juga merupakan komponen vital yang dapat menarik minat wisatawan begitu juga dengan fasilitas-fasiltas yang mendukung.
Unsur pokok yang harus mendapat perhatian guna menunjang pengembangan pariwisata di daerah tujuan wisata yang menyangkut perencanaan, pelaksanaan pembangunan dan pengembangannya meliputi lima unsur:
DAYA TARIK WISATA
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan disebutkan bahwa daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan dan nilai berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya dan hasil buatan manusia yang menjadi sarana atau tujuan kunjungan wisatawan.
Daya tarik wisata juga disebut objek wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah tujuan wisata. Menurut Suwantoro dalam bukunya Dasar-dasar Pariwisata (1997:19) mengatakan bahwa objek dan daya tarik wisata dikelompokkan atas :
  1. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata dikelompokkan ke dalam pengusahaan objek dan daya tarik wisata alam, pengusahaan objek dan daya tarik wisata budaya, pengusahaan objek dan daya tarik wisata minat khusus.
  2. Umumnya daya tarik suatu objek wisata berdasar pada:
  3. Adanya sumberdaya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah, nyaman dan bersih.
  4. Adanya aksesbilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya.
  5. Adanya ciri khusus/spesifikasi yang bersifat langka.
  6. Adanya sarana dan prasarana penunjang untuk melayani para wisatawan yang hadir.
  7. Objek wisata alam mempunyai daya tarik karena keindahan alam, pegunungan, sungai, pantai, pasir, hutan dan sebagainya.
  8. Objek wisata budaya mempunyai daya tarik tinggi karena memiliki nilai khusus dalam bentuk atraksi kesenian, upacara-upacara adat, nilai luhur yang terkandung dalam suatu objek buah karya manusia pada masa lampau.
    1. Pembangunan suatu objek wisata harus dirancang dengan bersumber pada potensi daya tarik yang memiliki objek tersebut dengan mengacu pada kriteria keberhasilan pengembangan yang meliputi berbagai kelayakan.
  9. Kelayakan Finansial
Studi kelayakan ini menyangkut perhitungan secara komersial dari pembangunan objek wisata tersebut.
  1. Kelayakan Sosial Ekonomi Regional
Studi kelayakan ini dilakukan untuk melihat apakah investasi yang ditanamkan untuk membangun suatu objek wisata juga akan memilki dampak sosial ekonomi secara regional, dapat menciptakan lapangan pekerjaan, dapat meningkatkan devisa dan sebagainya.
  1. Layak Teknis
Pembangunan objek wisata harus dapat dipertanggung-jawabkan secara teknis dengan melihat daya dukung yang ada. Tidaklah perlu memaksakan diri untuk membangun suatu objek wisata apabila daya dukung oleh wisata tersebut rendah. Daya tarik suatu objek wisata akan berkurang atau bahkan hilang bila objek wisata tersebut membahayakan keselamatan para wisatawan.
  1. Layak Lingkungan
Analisis dampak lingkungan dapat dipergunakan sebagai acuan kegiatan pembangunan suatu objek wisata. Pembangunan objek wisata yang mengakibatkan rusaknya lingkungan harus dihentikan pembangunannya. Pembangunan objek wisata buaknlah untuk merusak lingkungan tetapi sekedar memanfaatkan sumber daya alam untuk kebaikan manusia dan untukmeningkatkan kulitas hidup manusia sehingga menjadi keseimbangan, keselarasan dan keserasian (Suwantoro, 1997:20).
PRASARANA PARIWISATA
Prasarana wisata adalah sumberdaya alam dan sumberdaya buatan manusia yang mutlak dibutuhkan oleh wisatawan perjalanannya di daerah tujuan wisata, seperti jalan, listrik, air, telekomunikasi, terminal, jembatan dan lain sebagainya. Untuk kesiapan objek-objek wisata yang akan dikunjungi oleh wisatawan di daerah tujuan wisata, prasarana wisata tersebut perlu dibangun dengan disesuaikan lokasi dan kondisi objek wisata yang bersangkutan (Suwantoro, 1997: 21).
Pembangunan prasarana wisata yang mempertimbangkan kondisi dan lokasi akan meningkatkan aksesbilitas suatu objek wisata yang pada gilirannya akan dapat meningkatkan daya tarik objek wisata itu sendiri. Di samping berbagai kebutuhan yang telah disebutkan di atas, kebutuhan wisatawan yang lain juga perlu disediakan di daerah tujuan wisata seperti bank, apotik, rumah sakit, pom bensin, pusat-pusat pembelanjaan dan sebagainya.
Dalam melaksanakan pembangunan prasarana wisata diperlakukan koordinasi yang mantang antara instansi terkait bersama dengan instalasi pariwisata di berbagai tingkatan. Dukungan instansi terkait dalam membangun prasarana wisata sangat diperlukan bagi pengembangan pariwisata di daerah. Koordinasi di tingkat perencanaan yang dilanjutkan dengan koordinasi di tingkat pelaksanaan merupakan modal utama suksesnya pembangunan periwisata.
Dalam pembangunan prasarana pariwisata pemerintah lebih dominan karena pemerintah dapat mengambil manfaat ganda dari pembangunan tersebut, seperti untuk meningkatkan arus informasi, arus lalu lintas ekonomi, arus mobilitas manusia antara daerah dan sebagainya yang tentu saja dapat meningkatkan kesempatan berusaha dan bekerja.
Yang dimaksud dengan prasarana adalah semua fasilitas yang memungkinkan proses perekonomian, dalam hal ini adalah sektor pariwisata dapat berjalan dengan lancar sedemikian rupa, sehingga dapat memudahkan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Jadi fungsinya adalah melengkapi sarana kepariwisataan sehingga dapat memberikan pelayanan sebagaimana mestinya.
Prasarana pariwisata adalah semua fasilitas utama atau dasar yang memungkinkan sarana kepariwisataan dapat hidup dan berkembang dalam rangka memberikan pelayanan kepada para wisatawan.
Prasarana wisata adalah sumber daya alam dan sumberdaya manusia yang mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalanannya di daerah tujuan wisata, seperti jalan, listrik, air, telekomunikasi, terminal, jembatan, dan lain sebagainya. Suwantoro (2004:21)
Prasarana khusus bagi pariwisata dapat dikatakan tidak ada. Pembagunan prasarana wisata yang mempertimbangkan kondisi dan lokasi akan meningkatkan daya tarik obyek wisata itu sendiri. Disamping berbagai kebutuhan yang telah disebutkan di atas, kebutuhan wisatawan yang lain juga perlu disediakan di daerah tujuan wisata, seperti bank, apotik. Untuk lebih jelasnya Prasarana dibagi atas tiga komponen :
  1. Prasarana Umum
Yaitu prasarana yang menyangkut kebutuhan umum bagi kelancaran perekonomian. Adapun yang termasuk dalam kelompok ini diantaranya ialah :
  • Jaringan Air bersih,
  • Jaringan Listrik,
  • Jaringan Jalan,
  • Dainase : Sanitasi dan Penyaluran Limbah
  • Sistem Persampahan dan
  • Jaringan Telekomunikasi dan Internet
  1. Prasarana Penunjang (RS,Apotek, Pusat Perdagangan, Kantor Pemerintah, Perbankan)
  2. Prasarana Wisata (Kantor Informasi, Tempat Promosi dan Tempat Rekreasi , pengawas pantai)
Ada lima kategori yang termasuk dalam prasarana (infrastructures), masing-masing adalah:
  1. Prasarana Umum (General Infrastructures) meliputi prasarana umum, mencakup hal-hal sebagai berikut sistem penyedian air bersih, tenaga listrik, jalan dan jembatan, pelabuhan, airport, terminal atau stasiun kereta api.
  2. Kebutuhan Masyarakat Banyak (Basic Needs of Civilized Life) Kebutuhan pokok manusia modern, seperti: kantor pusat dan telepon, rumah sakit, apotik bank, pusat-pusat perbelanjaan, bar dan restoran, salon kecantikan., barbershop, kantor polisi, toko obat, penjualan rokok, toko kacamata, took-toko penjual Koran dan majalah, pompa bensin bengkel mobil, wartel, warnet dan lainnya.
  3. Prasarana Kepariwisataan
    1. Residential tourist plants.
    2. Semua fasilitas yang dapat menampung kedatangan para wisatawan untuk menginap dan tinggal untuk sementara waktu di daerah tujuan wisata. Termasuk ke dalam kelompok ini adalah semua bentuk akomodasi yang diperuntukan bagi wisatawan dan juga segala bentuk rumah makan dan restoran yang ada. Misalnya hotel, motor hotel (motel), wisma, homestay, cottages, camping, youth hostel, serta rumah makan, restoran, self-services, cafetaria, coffee shop, grill room, bar, tavern, dan lain-lain
    3. Receptive tourist plants
Segala bentuk badan usaha atau organisasi yang kegiatannya khusus untuk mempersiapkan kedatangan wisatawan pada suatu daerah tujuan wisata, yaitu :
    1. Perusahaan yang kegiatannya adalah merencanakan dan menyelenggarakan perjalanan bagi orang yang akan melakukan perjalanan wisata (tour operator and travel agent).
    2. Badan atau organisasi yang memberikan penerangan, penjelasan, promosi dan propagansa tentang suatu daerah tujuan wisata (Tourist Information Center yang terdapat di airport, terminal, pelabuhan, atau suatu resort).
    3. Recreative and sportive plants
Termasuk dalam kelompok ini adalah semua Fasilitas yang dapat digunakan untuk tujuan rekreasi dan olah raga. Termasuk ke dalam kelompok ini adalah fasilitas untuk bermain golf, kolam renang, boating, surfing, fishing, tennis court, dan fasilitas lainnya
SARANA PARIWISATA
Sarana wisata merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata yang diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanan wisatanya. Pembangunan sarana wisata di daerah tujuan wisata maupun objek wisata tertentu harus disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan baik seecara kuantitatif maupun kualitatif. Lebih dari itu selera pasar pun dapat menentukan tuntutan sarana yang dimaksud. Berbagai sarana wisata yang harus disediakan di daerah tujuan wisata adalah hotel, biro perjalanan, alat transportasi, restoran dan rumah makan serta sarana pendukung lainnya. Tidak semua objek wisata memerlukan sarana yang sama atau lengkap. Pengadaan sarana wisata tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan.
Sarana wisata secara kuntitatif menunjukan pada jumlah sarana wisata yang harus disediakan, dan secara kuantitatif yang menunjukkan pada mutu pelayanan yang diberikan dan yang tercermin pada kepuasan wisatawan yang memperoleh pelayanan. Dalam hubungannya dengan jenis dan mutu pelayanan sarana wisata di daerah tujuan wisata telah disusun suatu standar wisata yang baku, baik secara nasional dan secara internasional, sehingga penyedia sarana wisata tinggal memilih atau menentukan jenis dan kualitas yang akan diisediakannya (Suwantoro, 1997: 23).
Sarana pariwisata adalah hal-hal yang keberadaannya adalah berhubungan dengan usaha untuk membuat wisatawan lebih banyak datang, lebih banyak mengeluarkan uang di tempat yang dikunjunginya. Dalam kepariwisataan dikenal ada tiga macam sarana, yakni:
    1. Sarana Pokok Kepariwisata (main tourism superstructure)
Yakni perusahaan-perusahaan yang fungsinya adalah menyediakan fasilitas pokok kepariwisataan. Sarana ini juga dibagi ke dalam tiga bagian, antara lain:
          1. Receptive Tourist Plan
Adalah perusahaan yang mempersiapkan perjalanan dan penyelenggaraan tour, sightseeing bagi wisatawan.
Contoh : travel agent, tour operator, tourist transportation, dan lain-lain.
          1. Residential Tourist Plan
Adalah perusahaan yang memberikan pelayanan untuk menginap, Contoh : hotel, motel, dan jenis akomodasi lainnya.
          1. Perusahaan angkutan (transportasi wisata baik darat, laut mupun udara)
          2. Restoran/Tempat makan
  1. Sarana Pelengkap Kepariwisataan (supplementing tourism superstructure)
Sarana pelengkap kepariwisataan adalah perusahaan atau tempat yg menyediakan fasilitas yang fungsinya melengkapi sarana pokok dan membuat wisatawan dapat lebih lama tinggal di suatu DTW. (Suwantoro, 1997)
  1. Sarana Ketangkasan
  2. Perlengkapan wisata atau fasilitas rekreasi dan olah raga air.
  3. Sarana Penunjang Kepariwisataan (supporting tourism superstructure)
Sarana Penunjang Kepariwisataan adalah perusahaan yg menunjang sarana pelengkap dan sarana pokok. Berfungsi tidak hanya membuat wisatawan tertahan lebih lama tetapi berfungsi agar wisatawan lebih banyak mengeluarkan uang di daerah yang dikunjunginya seperti :
  1. Karaoke/ Entertaint
  2. Ruang Atraksi Wisata
Pembangunan sarana wisata di daerah tujuan wisata maupun obyek wisata tertentu harus disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Sarana wisata secara kuantitatif merujuk pada jumlah sarana wisata yang harus disediakan, dan secara kuantitatif yang menunjukan pada mutu pelayanan yang diberikan dan yang tercermin pada kepuasan wisatawan yang memperoleh pelayanan.
Kriteria dan standar minimal yang harus ada di daerah tujuan wisata terdiri dari:
Tabel 1. 2 Kriteria dan standar minimal sarana prasarana daerah wisata

No.KriteriaStandar Minimal
1.ObyekSalah satu dari unsur alam, sosial, dan budaya
2.AksesJalan, kemudahan rute, tempat parkir, dan harga parkir yang terjangkau
3.AkomodasiPelayanan penginapan (hotel, wisma, losmen)
4.fasilitasAgen perjalanan, pusat informasi, fasilitas kesehatan, pemadam kebakaran, hydrant, TIC (Tourism Information Center), guiding (pemandu wisata), plang informasi, petugas entry dan exit
5.TransportasiAdanya moda transportasi yang nyaman sebagai akses masuk
6.Catering ServicePelayanan makanan dan minuman (restoran, kantin, rumah makan)
7.Aktifitas rekreasiAktifitas di lokasi wisata seperti berenang, jalan-jalan, dan lain-lain
8.PembelanjaanTempat pembelian barang-barang umum
9.KomunikasiAdanya TV, sinyal telepon, akses internet, penjual voucher pulsa.
10.Sistem PerbankanAdanya bank dan ATM
11.KesehatanPelayanan kesehatan
12.KeamananAdanya jaminan keamanan
13.KebersihanAdanya tempat sampah dan rambu-rambu peringatan tentang kebersihan
14.Sarana IbadahFasilitas sarana ibadah
15.Promosi
Read more...